Ketua STAI Al-Fatah, Ir. Wahyu Iwa Sumantri, M.P. |
Ketua STAI Al-Fatah Ir. Wahyu Iwa Sumantri,MP., mwngatakan program PPM ini berlatar dari keinginan pihaknya menjadikan para mahasiswa sebagai kader dai militan yang memiliki semangat juang tinggi dan ilmu dakwah lengkap.
“Mahasiswa tinggal di kompleks Pesantren Al-Fatah, dengan kegiatan mulai shalat tahajud, shalat subuh berjamaah, tahsin Al-Quran pagi, hingga pembekalan bahasa Arab dan Inggris tiap hari, serta mengikuti jadwal kuliah,” ujar Wahyuis, ia biasa disapa.
Menurutnya, mahasiswa di kampus tidak hanya berorientasi kuliah cari ijazah. Namun harus lebih tinggi dari itu, menggali bekal ilmu dan siap terjun ke tengah-tengah masyarakat setela lulus kuliah.
“Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam misalnya, sebelum selesai ditargetkan memiliki radio atau tv streaming tiap tiga orang satu karya,” paparnya.
Sehingga dengan modal dakwah media tersebut, termasuk memiliki media online, dapat dikembangkan lebih luas selepas sarjana.
Demikian pula yang jurusan Pendidikan Agama Islam, sebelum tamat mahasiswa setidaknya memiliki konsep, kurikukulum dan semacam miniatur lembaga pendidikan unggulan.
“Mereka lulus bukan mencari pekerjaan, tapi menciptakan kreasi pekerjaan yang unggul, inovatif dan diperlukan umat,” lanjutnya.
Untuk menunjang PPM ini, STAI Al-Fatah sedang menyiapkan berbagai sarana dan prasarana pendukung, seperti renovasi gedung belajar, pengadaan ruang multimedia, ruang kerja dan kajian bidang kemuslimatan, perpustakaan, dan lainnya.
Rudi, salah seorang mahasiswa baru mengatakan, dirinya merasa cukup kewalahan menerima program PPM.
“Saya harus belajar tahsin, menghafal ayat-ayat Quran, belum lagi hafalan materi dari dosen, kuliah full, kadang sampai malam. Tapi saya jalani saja,” ujar mahasiswa asal Jakarta itu.